Latest News

Sebagai Ummat Muslim, Marilah Kita Lebih Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT, Mematuhi Perintah-Nya dan Menjauhi Larangan-Nya. WebLog ini Kupersembahkan Kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta H. Hamma Ali Mona dan Hj. Hamidah. Semoga Segala Amalan Beliau Diterima dan Mendapatkan Tempat yang di Ridhai serta Kasih-Sayang dari Allah SWT. Amin... Jika berkenan, marilah kita membacakan Surah Al-Fatihah untuk Beliau... Termakasih
Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe


Popular Post


    Sebagai Ummat Muslim, Marilah Kita Lebih Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT, Mematuhi Perintah-Nya dan Menjauhi Larangan-Nya. WebLog ini Kupersembahkan Kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta H. Hamma Ali Mona dan Hj. Hamidah. Semoga Segala Amalan Beliau Diterima dan Mendapatkan Tempat yang di Ridhai serta Kasih-Sayang dari Allah SWT. Amin... Jika berkenan, marilah kita membacakan Surah Al-Fatihah untuk Beliau... Termakasih

    KENAPA NABI MUHAMMAD SAW GK BOLEH DILUKIS?


    Banyak orang yang tidak faham akan agama Islam, baik dari kalangan
    umat Islam itu sendiri atau dari kalangan umat non muslim yang
    mempertanyakan kenapa Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam
    tidak boleh dilukis apalagi dibuat patung ? Larangan melukis Nabi
    Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam terkait dengan keharusan
    menjaga kemurnian ‘aqidah kaum muslimin. Sebagaimana sejarah permulaan
    timbulnya paganisme atau penyembahan kepada berhala adalah dibuatnya
    lukisan orang-orang sholih, yaitu Wadd, Suwa’, Yaguts, Ya’uq dan Nasr
    oleh kaum Nabi Nuh ‘alaihis salam. Memang pada awal kejadian, lukisan
    tersebut hanya sekedar digunakan untuk mengenang kesholihan mereka dan
    belum disembah. Tetapi setelah generasi ini musnah, muncul generasi
    berikutnya yang tidak mengerti tentang maksud dari generasi sebelumnya
    membuat gambar-gambar tersebut, kemudian syetan menggoda mereka agar
    menyembah gambar-gambar dan patung-patung orang sholih tersebut.
    Sebenarnya melukis makhluk hidup, yaitu manusia atau binatang
    hukumnya berdosa, sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
    sallam :
    كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُورَةٍ صَوَّرَهَا
    نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ
    “Setiap pelukis ada di dalam neraka, dijadikan setiap lukisannya
    memiliki jiwa, lalu akan menyiksa pelukisnya di dalam neraka Jahanam.”
    ( HR. Muslim )
    Ibnu ‘Abbas dalam riwayat tersebut menyebutkan : “Bila mesti
    melakukannya, maka buatlah lukisan pohon atau apa pun yang tidak
    memiliki nyawa.”


    Dalam hadits yang lain disebutkan :
    عَنْ أَبِي الْهَيَّاجِ الأَسَدِيِّ قَالَ : قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ
    أَبِي طَالِبٍ أَلاَ أَبْعَثُكَ عَلَى مَا بَعَثَنِي عَلَيْهِ رَسُولُ
    اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لاَ تَدَعَ تِمْثَالاً
    إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاً قَبْرًا مُشْرِفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
    “Dari Abul Hayyaj Al-Asadi dia berkata : ‘Ali bin Abi Tholih berkata
    kepadaku : “Maukah aku utus engkau pada apa yang Rosululloh
    shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah mengutusku ? yaitu jangan kamu
    biarkan gambar kecuali kamu menghapusnya, dan kuburan yang
    dikeramatkan kecuali kamu meratakannya.” ( HR. Muslim )
    Artinya menggambar apa pun dari manusia atau pun hewan dilarang karena
    bisa menjadi pemicu kemunculan paganisme baru. Ini adalah kaidah
    saddudz dzari’ah atau “menutup jalan yang menuju kepada kerusakan”.


    Melukis Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam selain dilarang karena
    adanya larangan melukis makhluk bernyawa dari jenis manusia dan
    binatang, juga dilarang karena bisa membuka pintu paganisme atau
    berhalaisme baru, padahal Islam adalah agama yang paling anti dengan
    berhala.
    عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ لَمَّا اشْتَكَى
    النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَتْ بَعْضُ نِسَائِهِ
    كَنِيسَةً رَأَيْنَهَا بِأَرْضِ الْحَبَشَةِ يُقَالُ لَهَا مَارِيَةُ
    وَكَانَتْ أُمُّ سَلَمَةَ وَأُمُّ حَبِيبَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
    أَتَتَا أَرْضَ الْحَبَشَةِ فَذَكَرَتَا مِنْ حُسْنِهَا وَتَصَاوِيرَ
    فِيهَا فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ أُولَئِكِ إِذَا مَاتَ مِنْهُمْ
    الرَّجُلُ الصَّالِحُ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا ثُمَّ صَوَّرُوا
    فِيهِ تِلْكَ الصُّورَةَ أُولَئِكِ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ
    “Dari ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata : Ketika Nabi
    shollallohu ‘alaihi wa sallam sakit, sebagian isteri beliau
    menyebut-nyebut sebuah gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah
    yang disebut dengan Maria. Ummu Salamah dan Ummu Habibah rodhiyallohu
    ‘anhuma pernah mendatangi negeri Habasyah, mereka menyebutkan tentang
    kebagusannya dan gambar-gambar yang ada di dalamnya. Maka beliau pun
    mengangkat kepalanya, lalu bersabda : “Itulah orang-orang yang bila
    ada orang sholih di antara mereka yang mati, mereka membangun masjid
    di atas kuburannya kemudian membuat gambar-gambarnya. Itulah
    sejelek-jelek makhluk di sisi Alloh.” ( HR. Ahmad dan Al-Bukhori )


    Demikian Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam mencela kelakuan
    orang-orang ahli kitab yang mengkultuskan orang-orang sholih mereka
    dengan membuat gambar-gambarnya agar dikagumi lalu dipuja. Rosululloh
    shollallohu ‘alaihi wa sallam melarang menyerupai mereka :
    مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
    “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mere
    ka.” ( HSR. Abu Dawud )


    Dalam hadits yang lain, beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
    لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا
    أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
    “Janganlah kalian menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang
    Nashrani menyanjung Putera Maryam, karena aku hanya hamba-Nya dan
    Rosul utusan-Nya.” ( HR. Ahmad dan Al-Bukhori )
    Itulah sebab utama kenapa Umat Islam bersikeras melarang melukis
    Ro-sululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, yaitu dalam rangka menjaga
    kemurnian ‘aqidah tauhid.


    Masih banyak sebab yang lainnya dari larangan menggambar Rosululloh
    shollallohu ‘alaihi wa sallam. Di antaranya penggambaran diri
    Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam akan membuka peluang untuk
    perbuatan penistaan terhadap pribadi beliau. Sebagaimana seseorang
    yang benci kepada orang lain, namun karena tidak mampu melampiaskan
    kebenciannya secara langsung, mereka lantas membuat serentetan penista
    an terhadap gambar atau foto orang yang dia benci. Apakah akan dia
    ludahi atau dia injak-injak atau dia sobek-sobek atau dia bakar atau
    dibikin ka rikatur yang bernuansa pelecahan, dan sebagainya.


    Dengan tidak dilukisnya gambar Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
    sallam maka tidak mungkin seseorang yang kafir atau fasiq mampu
    membuat gambaran wajah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam,
    karena hanya orang-orang yang benar imannya saja yang bisa melihat
    beliau :


    مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا
    يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي
    “Barangsiapa melihatku di dalam mimpinya, sesungguhnya dia benar-benar
    melihatku, karena syetan tidak mungkin menyerupai bentukku.” ( Hr.
    Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud Ibnu Majah dan Ahmad )


    Dalam salah satu riwayat Al-Bukhori ada tambahan :
    وَرُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ
    النُّبُوَّةِ


    “Dan mimpi seorang mu’min adalah seperempat puluh enam bagian dari kenabian.”
    Bila demikian keadaannya maka tidak mungkin seorang fasiq apalagi
    kafir bisa tahu wajah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam. Andai
    mereka bermimpi suatu sosok manusia yang mengaku-aku sebagai Nabi
    Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam maka dapat dipastikan bahwa
    sosok itu adalah syetan. Karena meski tidak mungkin menyerupai bentuk
    Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, tetapi syetan bisa saja
    mengaku-aku sebagai Rosululloh. Lalu bagaimana kita mengetahui kalau
    sosok yang mengaku Rosululloh di dalam mimpi kita adalah benar-benar
    asli Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam ? Caranya adalah dengan
    dicocokkan dengan hadits-hadits syamail yang shohih, yaitu
    hadits-hadits yang bertutur tentang ciri-ciri Rosululloh shollallohu
    ‘alaihi wa sallam.


    Ada pun karikatur yang digambar oleh orang-orang kafir dan mu-nafiq
    adalah kebohongan, karena bagaimana mungkin mereka bisa menggambar
    wajah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, sedangkan untuk
    melihatnya saja mereka tidak mungkin bisa ?!!! Maka yakinlah bahwa apa
    yang mereka lukis dan apa yang mereka bikin karikaturnya pasti bukan
    Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam
    Sumber dahwah.net

    SUMBER

































































    No comments :

    Leave a Reply