Latest News

Sebagai Ummat Muslim, Marilah Kita Lebih Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT, Mematuhi Perintah-Nya dan Menjauhi Larangan-Nya. WebLog ini Kupersembahkan Kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta H. Hamma Ali Mona dan Hj. Hamidah. Semoga Segala Amalan Beliau Diterima dan Mendapatkan Tempat yang di Ridhai serta Kasih-Sayang dari Allah SWT. Amin... Jika berkenan, marilah kita membacakan Surah Al-Fatihah untuk Beliau... Termakasih
Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe


Popular Post


    Sebagai Ummat Muslim, Marilah Kita Lebih Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT, Mematuhi Perintah-Nya dan Menjauhi Larangan-Nya. WebLog ini Kupersembahkan Kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta H. Hamma Ali Mona dan Hj. Hamidah. Semoga Segala Amalan Beliau Diterima dan Mendapatkan Tempat yang di Ridhai serta Kasih-Sayang dari Allah SWT. Amin... Jika berkenan, marilah kita membacakan Surah Al-Fatihah untuk Beliau... Termakasih

    Wisata Jakarta Ziarah Waliyuallah: Air Karamah Habib Ahmad Bin Alwi Al-Haddad (HABIB KUNCUNG)




    Plang Yayasan pengelola Makam Keramat Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)
    The board sign of Foundation of Habib bin Ahmad al Hadad Alwi (Habib Kuncung) Sacred Tomb

    Ketika berkunjung ke makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung), saya dan suami menjumpai Bapak Hasan al Hadad cucu dari Habib Abdullah al Hadad. Bapak Hasan al Hadad adalah penjaga makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) dan makam keluarga Abdullah bin Jafar al Hadad. Letak makam Habib Abdullah al Hadad adalah di sebelah kiri makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung).

    When visiting the grave of Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung), me and my husband met Mr. Bapak Hasan al Hadad, Habib Abdullah al Hadad grandson. Mr. Hasan al Hadad is the care taker of Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) and family grave of Abdullah bin Jafar al Hadad. The location of Habib Abdullah al Hadad is in the left of Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) grave.




    Wawancara dengan Bapak Hasan Al Hadad, penjaga makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)
    Interview with Mr. Hasan Al Hadad, guard the tomb of Habib ibn Ahmad al-Hadad Alwi (Habib Kuncung)
    Melalui Bapak Hasan al Hadad diketahui bahwa makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) ini ramai dikunjungi sejak beliau wafat. Tidak ada yang memungkiri kewalian dari Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) dan dari mulut ke mulut karamah dari Habib Kuncung ini tersebar. Peziarahpun datang dari berbagai daerah dan datang siang dan malam silih berganti. Salah satu cerita mengenai karamah dan kehebatan dari Bapak Hasan al Hadad yang diceritakan adalah ketika Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) hendak naik kereta tetapi oleh petugas kereta yang kala itu adalah orang Belanda, beliau dilarang naik. Alasannya adalah Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) tidak menggunakan pakaian yang bagus selayaknya orang yang yang naik kereta. Ketika hendak diberangkatkan mesin kereta tidak mau dihidupkan. Petugas keretapun mengetahui perihal kehebatan Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung), lalu tanpa melihat pakaian yang ia pakai, Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) dipersilahkan naik kereta dan mesin keretapun dapat dihidupkan.

    Through Mr. Hasan Al Hadad is known that the tomb of Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) this crowded since he died. No one deny status as wali Allah (waliyuallah) of Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) and word of mouth from Habib Kuncung 's karamah (ability) is spread. The pilgrim come from different areas and come day and night turns. One of the stories about karamah (ability)and the greatness of Mr. Hasan Al Hadad told is that when Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) want to get on the train but the train officer who a dutch man, ask him to leave the train. The reason is Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) did not use beautiful clothes that people who ride the train used to wear. When the train about to depart, the engine will not turn on. The train officers know about the greatness of Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung), then without seeing the clothes that he wears, Habib Ahmad bin Alwi al-Hadad (Habib Kuncung) are welcome to ride the train and the train engine can be turned on.




    Foto Para Wali Allah di Indonesia terpajang di makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)
    Photo of The Wali Allah in Indonesia displayed at the tomb of Habib ibn Ahmad al-Hadad Alwi (Habib Kuncung)

    Menurut Habib Hasan al Hadad Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) selalu hidup berpindah-pindah. Tak ada yang dapat memastikan Habib Kuncung menetap disatu tempat tertentu. Beliau hadir dan pergi sesukanya.  Habib Kuncung sering muncul di Majelis ulama kalangan Habaib di Jakarta yang dipusatkan di Kediaman Habib Ali Al-Habsyi Kwitang. Namun beliau dikenal masyarakat Bogor, karena banyak menghabiskan waktu disana di rumah gurunya yaitu Habib Abdullah bin Muhsin al Attas. Sebutan "kuncung" yang menjadi gelarnya juga berasal dari Bogor. Masyarakat disana menyebutnya seperti itu karena beliau selalu mengenakan topi kuncung.


    According to Habib Hasan al Hadad, Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung) has always lived nomaden. No one can ensure Habib Kuncung settled in one particular place. He comes and goes as he pleases. Habib Kuncung often appear in the Assembly Habaib among scholars in Jakarta, which was centered on the residence of Habib Ali al-Habsy, Kwitang. But he was known to the public Bogor, because a lot of time spent in the house of his teacher Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas. The term "crest" is the title also comes from Bogor. The people there call him that because he always wore a hat crest.



    Air Karamah di Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)
    Special water (water of karamah) at Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)
    
    Riwayat hidup Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) tidak banyak yang mengetahui karena hidupnya yang meggembara . Dahulunya Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) diketahui sebagai seorang pedagang kaya yang kemudian meninggalkan semua itu untuk mengenal Allah. Kepergian Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) sampai ke Indonesia, yaitu Makasar (Bugis) dan memperistri wanita disana. Tidak ada yang mengenal siapa istri Habib Kuncung itu. Dari perkawinan tersebut diketahui lahir seorang putra bernama Muhammad. Namun sayang Habib Muhammad kemudian meninggal dunia hingga terputuslah garis keturunan Habib Kuncung.
    The history of Habib Ahmad bin Alwi al-Hadad (Habib Kuncung) is not many people know about that. Formerly Habib Ahmad bin Alwi al-Hadad (Habib Kuncung) is known as a wealthy merchant who then leave all his wealthiness to know Allah. The departure of Habib Ahmad bin Alwi al-Hadad (Habib Kuncung) to Indonesia, namely Makasar (Bugis) and marry a woman there. No one knows who Habib Kuncung's wife from Makassar. From marriage born a son named Muhammad. But unfortunately Habib Muhammad later died.

     




    Gentong air yang berisi air karamah Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)
    Barrel of water that contains water karamah from Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)

    Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) dikenal dengan sikap "aneh" menurut manusia awam. Tetapi menurut bahasa kewalian sikap tersebut adalah sikap "mujadab" dimana bertindak sesuai dengan adanya. Oleh sebab itu, masyarakat Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) sebagai pribadi terhormat yang saleh. Hal-hal yang dilakukannya merupakan satu bentuk ketawadukan atau sikap rendah hati.  Beliau tak pernah mau menerima hadiah, baik uang maupun pakaian. Beliau hanya ingin dapat tampil seperti biasa, apa adanya. Sekalipun begitu tak ada orang yang meragukan kapasitas Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) sebagai Wali Allah.

    Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) is known as a "strage" according to the common people. But according to language of wali, the attitude of "mujadab" where acting in accordance as it is. Therefore, the public Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)) as respectable a pious person. The things he does is a form of  humility. He never wanted to accept gifts, either money or clothing. He only wanted to be able to perform as usual, it is. Yet no one who doubted the capacity of Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) as a Wali Allah.



    Meminum air karamah Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)
    Drinking special water full of karamah of Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung)
    Salah satu ritual yang dilakukan peziarah di makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) adalah meminum air karamah yang disediakan di gentong di depan makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung). Ketika saya meminum air tersebut, rasa airnya adalah tawar seperti air mineral pada umumnya. Yang menyebabkan air tersebut sangat spesial adalah gentong tempat penyimpanan air keramat tersebut. Karena gentong tersebut telah ada sejak areal makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) didirikan. Umur gentong tersebut lebih dari 85 tahun dan terus menerus diisi doa oleh peziarah yang mendatangi areal makam Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung).

    One of the ritual of pilgrims  at Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) is drinking special water that provided at the barrel in front of the tomb of Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung). When I drank the water, the water is fresh taste like mineral water in general. Which causes the water is so special is the water storage drum is sacred. Since the barrel has been there since the area of ​​the tomb of Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung) was established. Age of the barrel is more than 85 year and continually filled with prayers by the pilgrim who came to the area of the tomb of Habib Ahmad bin Alwi al Hadad (Habib Kuncung).  


    No comments :

    Leave a Reply