Kekuatan Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah Islamiah (persaudaraan Islam) adalah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah, yaitu pertama, kekuatan iman dan aqidah. Kedua, kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Dan ketiga, kekuatan kepemimpinan dan senjata.
Dengan tiga kekuatan ini, Rasulullah Saw. membangun masyarakat ideal, memperluas Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan menjayakan umat Islam atas muka dunia kurang dari setengah abad.
Pada abad ke-15 Hijriah ini, kita berusaha memperbaharui kekuatan ukhuwah ini, karena ukhuwah memiliki pengaruh kuat dan aktif dalam proses mengembalikan kejayaan umat Islam.
Kedudukan Ukhuwah dalam Islam
Ukhuwah Islamiah adalah nikmat Allah, anugerah suci, dan pancaran cahaya rabbani yang Allah persembahkan untuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan pilihan. Allahlah yang menciptakannya. Allah berfirman,
Ukhuwah adalah pemberian Allah. Ia berfirman,
Selain nikmat dan pemberian, ukhuwah juga kelembutan, cinta, dan kasih sayang. Rasulullah Saw. bersabda,
Ukhuwah juga membangun umat menjadi kukuh. Ia adalah seumpama bangunan maknawi yang mampu menyatukan masyarakat manapun. Ia lebih kuat dari bangunan materi, yang mana boleh sahaja ia menjadi hancur diterpa badai atau ditelan masa. Sedangkan bangunan ukhuwah Islamiah akan tetap sentiasa kukuh. Rasulullah Saw. bersabda,
Ukhuwan tak boleh dibeli dengan wang ringgit atau sekadar dengan kata-kata. Tapi ia diperoleh dari penyatuan antara jiwa dan jiwa, ikatan hati dan hati. Dan ukhuwah merupakan karakteristik istimewa dari seorang mukmin yang saleh. Rasulullah Saw. bersabda,
Dan ukhuwah Islamiah ini diikat oleh iman dan taqwa. Iman juga diikat dengan ukhuwah. Allah berfirman,
Artinya, mukmin itu pasti bersaudara. Dan tidak ada persaudaraan kecuali dengan keimanan. Jika Anda melihat ada yang bersaudara bukan kerana iman, maka ketahuilah itu adalah persaudaraan dusta. Tidak memiliki akar dan tidak memiliki buah. Jika Anda melihat iman tanpa persaudaraan, maka itu adalah iman yang tidak sempurna, belum mencapai darajat yang diinginkan, bahkan boleh berakhir dengan permusuhan. Allah berfirman,
Keutamaan Ukhuwah Islamiah
Dari ukhuwah Islamiah lahir banyak keutamaan, pahala, pengaruh yang sangat baik kepada masyarakat dalam menyatukan hati, menyamakan kata, dan merapatkan barisan. Orang-orang yang bersama dengan ukhuwah Islamiah memiliki banyak keutamaan, diantaranya:
1. Mereka merasakan manisnya iman. Sedangkan selain mereka, tidak merasakannya. Rasulullah Saw. bersabda,
2. Mereka berada di bawah naungan cinta Allah, dilindungi Arasy Al-Rahman. Di akhirat Allah berfirman,
Rasulullah Saw. bersabda,
3. Mereka adalah ahli surga di akhirat kelak. Rasulullah Saw. bersabda,
Rasulullah Saw. bersabda,
4. Bersaudara karena Allah adalah amal mulia dan mendekatkan hamba dengan Allah.
5. Diampunkan Dosa. Rasulullah Saw. bersabda,
Syarat dan Hak Ukhuwah
1. Hendaknya bersaudara untuk mencari keredhoan dariAllah, bukan kepentingan atau berbagai tujuan duniawi. Tujuannya redho Allah, mengukuhkan hubungan sesama umat Islam, berdiri tegar di hadapan konspirasi pemikiran dan perkara yang menrosakkan agama dan akidah umat. Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya..." (HR. Imam Bukhari).
2. Hendaknya saling tolong-menolong dalam keadaan suka dan duka, senang atau tidak, ketika mudah dan ketika susah. Rasul bersabda, "Muslim adalah saudara muslim, ia tidak mendhaliminya dan tidak menghinanya... tidak boleh seorang muslim bermusuhan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, di mana yang satu berpaling dari yang lain, dan yang lain juga berpaling darinya. Maka yang terbaik dari mereka adalah yang memulai mengucapkan salam." (HR. Imam Muslim).
3. Memenuhi hak umum dalam ukhuwah Islamiah. Rasul bersabda,
Contoh Penerapan Ukhuwah Islamiah
1. Rasullullah mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar, antara Aus dan Khazraj. Saat itu Rasul menggenggamkan tangan dua orang, seorang dari Muhajirin dan seorang lagi dari Anshar. Rasul berkata pada mereka, "Bersaudaralah karena Allah dua-dua."
Maka Rasulullah mempersaudarakan antara Sa'ad bin Rabi' dan Abdurrahman bin Auf. Saat itu, Sa'ad langsung menawarkan setengah hartanya kepada Abdurrahman, memberikan salah satu dari dua rumahnya. Bahkan ia menceraikan salah satu istrinya supaya boleh dinikahi oleh Abdurrahman. r.a.
Pemuliaan keimanan kaum Anshar ini diterima kaum Muhajirin dengan keimanan pula, sehingga Abdurrahman bin Auf berkata, "Biarkanlah harta, rumah, dan istrimu bersamamu.
Tunjukkanlah aku pasar." Maka Abdurrahman meminjam uang dari Sa'ad, sehingga Allah membukakan pintu-pintu rizki baginya, sehingga Abdurrahman bin Auf menjadi salah satu sahabat Nabi yang sangat kaya.
Allah berfirman, "Bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-(Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. Dan orang-orang yang telah menempati kota Madiah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah pada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang-orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang diperlihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS: Al-Hasyr: 8-9).
2. Setelah perang Badar, kaum Muslimin menawan 70 orang musyrikin. Salah seorang dari kaum musyrik itu bernama Aziz, saudara kandungnya sahabat Rasul bernama Mus'ab bin Umair.
Ketika Mus'ab melihat saudara kandungnya, ia berkata pada saudaranya yang muslim, "Kuatkanlah ikatannya. Mintalah uang darinya sesukamu, karena ibunya memiliki banyak uang." Dengan terkejut Aziz berkata, "Apakah seperti ini wasiatmu atas saudaramu?" Mus'ab berkata, "Kamu bukan saudaraku, akan tetapi dia (sambil menunjuk seorang Muslim)." Ini menunjukkan bahwa ukhuwah atas dasar agama lebih kuat dari hubungan darah.
3. Pernah seorang sahabat Rasulullah memberikan segelas air kepada salah satu teman-temannya yang sedang mengembala kambing. Temannya tersebut memberikan air kepada teman kedua. Yang kedua memberikan kepada yang ketiga. Begitulah seterusnya, hingga air tersebut kembali pada yang memberikan air pertama kali, setelah tujuh kali air itu berpindahan tangan.
4. Salah seorang sahabat Rasul bernama Masruq memiliki hutang yang banyak. Namun kerana saudaranya bernama Khaitsamah juga berhutang, maka Masruq membayar hutang Khaitsamah tanpa sepengetahuannya. Sedangkan Khaitsamah, mengetahui saudaranya masruq memiliki hutang yang banyak, ia pun membayarnya tanpa sepengetahuannya Masruq.
Semoga Allah menjadikan kita saling bersaudara karena-Nya.
(Oleh : Prof. Dr. Ahmad Abdul Hadi Syahin
No comments :