Penghalang hidayah
Hidayah adalah petunjuk dari Allah SWT untuk dapat mengenali kebenaran, lalu mengikutinya. Setiap muslim mendambakan ini dalam hidupnya. Tapi, hidayah Allah hanya akan diberikan kepada hamba yang dikehendaki-Nya.
Lalu, siapakah yang hamba yang dikehendaki-Nya tersebut? Yaitu, hamba yang punya kepedulian dan sungguh-sungguh untuk mendapatkan hidayah dan ada tabir di hadapannya.
Salah satu tabir hidayah itu adalah kurangnya ilmu dan lemahnya pemahaman tentang kebenaran tersebut. Selain itu, hati yang kotor karena maksiat. Ibn Al-Qayyim menegaskan, tidak cukup hanya pengetahuan saja untuk bisa mengetahui kebenaran. Ada syarat lain, yaitu harus bersih atau dia telah siap untuk menerima kebenaran, siap untuk dibersihkan.
Hati harus selalu dibersihkan dengan banyak istighfar, bertaubat, menuntut ilmu, beramal shaleh, meninggalkan perbuatan maksiat, sehingga nantinya hati menjadi hidup, bersih, putih serta suci kembali dan siap menggapai hidayah.
Hal lain yang juga menghalangi manusia untuk mengikuti kebenaran adalah sombong, dengki dan lebih mencintai kehormatan daripada kebenaran. Menurut Ibn al-Qayyim, salah satu hal yang juga menjadi penghalang seseorang mengikuti kebenaran adalah syahwat dan harta.
Jalan keluar dari fitnah syahwat adalah sabar. Sabar ada tiga macam, yaitu sabar dalam menjalankan ketaatan, sabar dalam meninggalkan maksiat, dan sabar dalam menghadapi musibah.
Banyak hikmah ikhlas dan sabar dalam menghadapi musibah. Sesungguhnya, masih banyak kebaikan yang Allah berikan kepada kita di samping musibah yang kita terima. "Dengan sabar dan ridha, Allah akan memberikan kebaikan yang berlipat." Sebagian ulama salaf bahkan mengatakan,"Jika bukan karena musibah di dunia, tentu saya bangkrut di akhirat karena banyak dosa."
Masih ada lagi sejumlah penghalang, seperti cinta pada keluarga dan karib melebihi cintanya kepada kebenaran, mencintai nenek moyang melebihi cintanya kepada kebenaran, serta adat istiadat.
Hendaknya lebih mencintai syariat ketimbang adat istiadat. Syariat Islam itu datang dari Allah SWT berupa wahyu, sedangkan adat istiadat dibuat oleh manusia.
Ibnu Rajab menjelaskan tentang bahaya ambisi terhadap harta dan kehormatan. Buku ini sangat penting dibaca oleh setiap muslim sebagai bahan intropeksi diri.
Sumber : Republika, Jum'at 17 Mei 2013
Resensi buku Tabir Hidayah, pengarang : Farid Gazim Anuz, penerbit : Daun Publishing
No comments :