Latest News

Sebagai Ummat Muslim, Marilah Kita Lebih Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT, Mematuhi Perintah-Nya dan Menjauhi Larangan-Nya. WebLog ini Kupersembahkan Kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta H. Hamma Ali Mona dan Hj. Hamidah. Semoga Segala Amalan Beliau Diterima dan Mendapatkan Tempat yang di Ridhai serta Kasih-Sayang dari Allah SWT. Amin... Jika berkenan, marilah kita membacakan Surah Al-Fatihah untuk Beliau... Termakasih
Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe


Popular Post


    Sebagai Ummat Muslim, Marilah Kita Lebih Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT, Mematuhi Perintah-Nya dan Menjauhi Larangan-Nya. WebLog ini Kupersembahkan Kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta H. Hamma Ali Mona dan Hj. Hamidah. Semoga Segala Amalan Beliau Diterima dan Mendapatkan Tempat yang di Ridhai serta Kasih-Sayang dari Allah SWT. Amin... Jika berkenan, marilah kita membacakan Surah Al-Fatihah untuk Beliau... Termakasih

    Apakah Hukum Belajar Fardu Ain




    Fardu Ain
    Fardhu ain ialah bermaksud perkara yang wajib dibelajar bagi setiap orang Muslim dan mengetahui kewajipan-kewajipan agama yang menjadikan akidah keimanan dan fardhu-fardhu yang ditetapkan oleh Islam itu sah. Ia berupa beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, Hari Kiamat, dan ketentuan qadar yang baik dan jahat. Begitu juga rukun-rukun dan fardhu-fardhu sembahyang, zakat, puasa dan haji. Ini adalah apa yang dinyatakan di dalam hadith Ibn ‘Umar yang disepakati kesahihannya yang bermaksud: 

    'Dibina Islam itu atas 5 perkara: Menyaksikan bahawa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah, Nabi Muhammad adalah pesuruh Allah, mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan menunaikan fardhu haji bagi sesiapa yang mampu melakukannya.'

    Ilmu fardu ain terbahagi kepada tiga bahagian:
    Pertama : Ilmu Tauhid yang dinamakan ilmu Usuluddin, juga dinamakan ilmu ‘Aqidah.
    Kedua : Ilmu Syari’at yang dinamakan ilmu Furu’, juga dinamakan ilmu Feqah.
    Ketiga : Ilmu Batin yang dinamakan ilmu Suluk dan ilmu Thariqat, juga dinamakan ilmu Tasawuf.

    Pengertian Ilmu Fiqah


    Firman Allah dalam Maka apakah tidak lebih baik dari tiap-tiap kelompok segolongan manusia untuk ber tafaqquh (memahami fiqih) dalam urusan agama dan untuk memberi peringatan kaumnya bila mereka kembali; mudah-mudahan kaumnya dapat berhati-hati (menjaga batas perintah dan larangan Allah). QS At Taubah [9] : 123;

    Sepertimana sabdaan Nabi :
    Barangsiapa dikehendaki oleh Allah akan diberikannya kebajikan dan keutamaan, niscaya diberikan kepadanya kefaqihan (memahami fiqih) dalam urusan agamanya. (HR. Bukhari-Muslim).

    Ilmu fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum Allah yang berhubungan dengan segala amaliah mukallaf baik yang wajib, sunah, mubah, makruh atau haram yang digali dari dalil-dalil yang jelas (tafshili).
    Produk ilmu fiqih adalah fiqih. Sedangkan kaidah-kaidah istinbath (mengeluarkan) hukum dari sumbernya dipelajari dalam ilmu Ushul Fiqih.





    Fiqah Secara istilah mengandung dua arti:

    1. Pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuatan dan perkataan  seorang yang mukallaf, yang diambil dari dalil-dalilnya yang bersifat terperinci, berupa nash-nash al Qur’an dan As sunnah serta yang bercabang darinya yang berupa ijma’ dan ijtihad.

    2. Hukum-hukum syari’at itu sendiri
    Jadi perbeza di anantara kedua definisi tersebut bahawa yang pertama di gunakan untuk mengetahui hukum-hukum (Seperti seseorang ingin mengetahui apakah suatu perbuatan itu wajib atau sunnah, haram atau makruh, atau pan mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada), sedangkan yang kedua adalah untuk hukum-hukum syari’at itu sendiri (Yaitu hukum apa saja yang terkandung dalam shalat, zakat, puasa, haji, dan lainnya berupa syarat-syarat, rukun –rukun, kewajiban-kewajiban, atau sunnah-sunnahnya).

    HUBUNGAN ANTARA FIQAH DAN AQIDAH  ISLAM

    Diantara keistimewaan fiqah Islam –yang kita katakan sebagai hukum-hukum syari’at yang mengatur perbuatan seorang mukallaf  dan juga memiliki keterikatan yang kuat dengan keimanan terhadap Allah dan rukun-rukun aqidah Islam yang lain. Terutama Aqidah yang berkaitan dengan iman dengan hari akhirat.

    Yang demikian Itu kerana keimanan kepada Allah-lah yang dapat menjadikan seorang muslim berpegang teguh dengan hukum-hukum agama, dan  menerapkannya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah s.w.t. Sedangkan orang yang tidak beriman kepada Allah tidak merasa terikat dengan solat maupun puasa dan tidak memperhatikan apakah perbuatannya termasuk yang halal atau haram.

    Maka berpegang teguh dengan hukum-hukum syariat merupakan sebagian daripada keimanan terhadap Dzat yang menurunkan dan mensyariatkannya terhadap para hambaNya.


    Contohnya:

    a. Allah memerintahkan bersuci dan menjadikannya sebagai salah satu keharusan dalam keiman kepada Allah sebagaimana firman-Nya :
    “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS.Al maidah:6)

    b. Juga seperti shalat dan zakat yang Allah kaitkan dengan keimanan terhadap hari akhir, sebagaimana firman-Nya :
    “(yaitu) orang-orang yang mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat.” (QS. An naml:3)

    Demikian pula taqwa, pergaulan yang baik, menjauhkan kemungkaran dan contoh lainnya, yang tidak memungkinkan untuk disebutkan satu persatu. (lihat fiqhul manhaj hal.9-12)

    ILMU KALAM (USHULUDIN / TAUHID)

    Ibarat sebuah pohon, itikad (keyakinan) yang mendalam merupakan akar yang kukuh yang menjadi dasar, sedangkan akidah merupakan satu batang penampan yang tegak tidak boleh lagi menyimpang. Salah dalam Itikad-akidah menyebabkan seseorang tersesat dan keluar dari Islam dan menjadi ia kafir. 

    Sedangkan Fiqih merupakan dahan, ranting dan cabangnya. Dalam masalah Fiqih-amaliah yang ijtihadi sering terjadi perbedaan pendapat  diantara para imam mujtahid dan para ulama. Salah dalam ijtihad fiqih amaliah, tidak menyebabkan seorang muslim menjadi ia kafir, melainkan yang benar dapat dua pahala yang salah dapat satu pahala. 

    Hadits Nabi yang menerangkan akan adanya firqoh-firqoh Islam yang sesat di dalam masalah Akidah (bukannya masalah didalam masaalah fiqih-amaliah khilaf) :

    Seperti sabdaan Nabi s.a.w.
    Umatku akan terpecah-belah menjadi 73 golongan, diantara golongan-golongan itu yang selamat hanya satu golongan saja, sedangkan lainnya adalah binasa. Para sahabat bertanya : Siapakah golongan yang selamat itu ? Nabi menjawab : golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah, para sahabat bertanya lagi, Apakah golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah itu ? Nabi menjawab : Yaitu yang mengikuti jalanku dan para sahabatku
    Maka bahawasanya siapa yang hidup (lama) diantara kamu niscaya akan melihat perselisihan (faham) yang banyak. Ketika itu pegang teguhlah Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang diberi hidayah. (HR. Abu Dawud).

    Ada dua firqah dari umatku yang pada hakikatnya mereka tidak ada sangkut pautnya dengan Islam, yaitu kaum Murjiah dan kaum Qadariyah. (HR Timrmidzi).

    Bagi tiap-tiap umat ada Majusinya. Dan Majusi umatku ini ialah mereka yang mengatakan bahwa tidak ada takdir. Barangsiapa diantara mereka itu mati, maka janganlah kalian solat jenazahnya. Dan barangsiapa diantara mereka itu sakit, maka janganlah kalian menjenguknya. Mereka adalah golongan Dajjal dan memang ada hak bagi Allah untuk mengkaitkan mereka itu dengan Dajjal itu. (HR Abu Dawud).

    Akan keluar suatu kaum di akhir jaman, orang-orang muda berfaham jelek. Mereka banyak mengucapkan perkataan Khairil Bariyah (ayat-ayat Allah). Iman mereka tidak melampaui kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama bagai meluncurnya anak panah dari busurnya. Kalau orang-orang ini berjumpa dengan kamu, lawanlah mereka. (HR Bukhari).
    Yang dimaksud oleh Hadits ini adalah firqoh Khawarij dan Syiah

    II. Pengertian Ilmu Ushuludin

     

    Ilmu Ushuludin adalah ilmu yang membahas pokok-pokok (dasar) agama, yaitu akidah, tauhid dan Itikad (keyakinan) tentang rukun Iman yang enam : 1) beriman kepada Allah, 2) Al-Quran dan kitab-kitab suci samawi, 3) Nabi Muhammad dan para Rasul, 4) para Malaikat, 5) perkara ghaib (alam kubur, alam akhirat, mashar, mizan, sirot, surga-neraka), 6 ) Takdir baik dan buruk.
    Sebutan lain bagi Ilmu Ushuludin adalah ilmu (ketuhanan), kerana membahas tentang ke tauhidan (ke-Esaan) Allah, sifat dan asma (nama) Allah. 

    III. Bahasan Ilmu Kalam

    Tunjang utama perbahasan dalam Ilmu Kalam adalah :
    1. Masalah ketuhanan :
    a. Wujudnya Allah
    b. Sifat-sifat Allah
    c. Perbuatan Allah
    2. Al-Quran
    a. Apakah Al-Quran itu makhluk atau bukan
    3. Akhirat
    a. Apakah kebangkitan itu dengan jasad apa ruh saja.
    b. Apakah dapat melihat Allah di akhirat nanti.
    4. Iman
    5. Dosa
    6. Takdir dan keadilan Allah
    7. Khilafah dan imamah
    8. Filsafat
    9. Ayat-ayat mutasyabih
    a. Tentang tajsim
    b. Tentang tasybih
    c. Tentang dimananya Allah


    Pengertian Ilmu Tasawwuf :

    Ilmu tasauf ialah ilmu yang menyuluh perjalanan seseorang mukmin di dalam membersihkan hati dengan sifat-sifat mahmudah atau sifat-sifat yang mulia dan menghindari atau menjauhkan diri daripada sifat-sifat mazmumah iaitu yang keji dan tercela .
    Ilmu tasawwuf bertujuan mendidik nafsu dan akal supaya sentiasa berada di dalam landasan dan peraturan hukum syariat Islam yang sebenar sehingga mencapai taraf nafsu mutmainnah .

    Imam al-Ghazali berkata;
    "Hukum mempelajari tasawuf adalah fardu ain kerana manusia tidak sunyi daripada aib atau kekurangan kecuali para anbia."

    Syeikh al-Syazili berkata;
    "Siapa tidak mempelajari ilmu ini, nescaya dia mati di dalam dosa besaryang tidak disedarinya."

    Syeikh Dahlan al-Kadiri dalam kitabnya Siraj al-Talibin menyatakan bahawa hukum belajar tasawuf adalah fardu ain pada setiap orang yang mukalaf. Ini kerana sebagaimana wajib islah yang zahir, begitu juga islah yang batin. Imam Malik mengungkap "Siapa mempelajari tasawuf tanpa fiqah, dia kafir zindik. Siapa mempelajari fiqah tanpa tasawuf, dia adalah fasiq. Siapa mempelajari kedua-duanya nescaya dia adalah tahkik (benar)."



    Ibn 'Ajibah berkata;
    "Orang yang mempelajari tasawuf tanpa fiqah menjadi kafir zindikkerana dia mengucap dengan cara terpaksa tanpa mengetahui hikmah dan hukum-hukumnya. Manakala orang yang belajar fiqah sahaja tanpa tasawufmenjadi fasiq kerana dia beramal tanpa memberikan sepenuh tumpuan, hati dan perasaannya kepada Allah. Ini menyebabkan amalannya tidak ikhlas.


    Sementara tahkik hanya diperolehi melalui fiqah dan tasawuf sehingga seorang itu dapat melaksanakan segala kewajipannya berdasarkan ilmunya dan melakukannya dengan sepenuh hati.

    Oleh itu, jelaslah bahawa tasawuf dan feqah itu dua ilmu yang saling melengkapi antara satu sama lain. Tidak sempurnalah fiqah itu tanpa tasawuf, sebagaimana pincangnya tasawuf tanpa fiqah."



    Tasawuf dipelajari untuk mendidik hati dan untuk mengenali (makrifat) Allah Yang Maha Mengetahui.

    Sepertimana kata Ibn 'Ajibah;
    "Hasil mempelajari tasawuf adalah untuk melepaskan diri daripada runtunan hawa nafsu, memelihara hati daripada sifat keji dan berakhlakdengan akhlak yang mulia."

    Apakah tajuk perbahasan tasawuf?

    Tasawuf ialah ilmu yang membincangkan tentang zat Allah Yang Maha Tinggiuntuk membolehkan seorang hamba mengenali-Nya berdasarkan ayat-ayat (bukti-bukti) yang ditunjukkan-Nya.

    Tasawuf juga membimbing jiwa, hati dan roh agar menyucikannya. Tasawuf menitikberatkan persoalan akhlak dengan mengalakkan sifat mahmudah (yang terpuji) dan menghindari sifat mazmumah (yang dikeji).

    Apakah matlamat mempelajari tasawuf?


    Antara matlamat mempelajari tasawuf itu adalah seperti berikut;
    1. Makrifat (mengenali) Allah SWT dengan cara beribadah kepada-Nya bersungguh-sungguh.
    2. Penyucian, pembersihan dan peningkatan jiwa sehingga ia layak memperolehi makrifat Ilahi.
    3. Membina masyarakat yang sejahtera dengan asas yang baik, akhlak yang mulia, berpegang dengan peraturan-peraturan agama dan jalan -jalan rahsia kesufian yang meningkatkan martabat pengamal.
     
    Fardu ain adalah asas atau tunjang di dalam agama Islam,  fardu ain ini adalah sangat penting kerana ia mengajar manusia untuk mengenali ilmu fiqah,sifat-sifat Allah dan cara untuk mendekati diri kita kepada Allah dengan cara lebih mendalam, ilmu ini juga mampu untuk menambah tahap keyakinan seseorang terhadap kewujudan dan kekuasaan Allah.

    Berdasarkan keterangan di atas ini, hukum mempelajari ilmu tauhid, ilmu feqah, dan ilmu tasawuh  adalah fardu ’ain dan wajib bagi setiap mukallaf (orang yang akil dan baliqh), lelaki dan perempuan. Mempelajari fardu ain adalah kewajipan atau satu keharusan bagi setiap orang yang memiliki akal sihat dan telah memasuki umur dewasa sebelum ia mempelajari ilmu-ilmu agama lainnya. Kerana ilmu ini bersangkutan dengan keimanan dan hukum hakam didalam islam dan  keberadaan Allah dan para rasul rasulNya.


    No comments :

    Leave a Reply