August 14, 2025

Latest News

Sebagai Ummat Muslim, Marilah Kita Lebih Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT, Mematuhi Perintah-Nya dan Menjauhi Larangan-Nya. WebLog ini Kupersembahkan Kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta H. Hamma Ali Mona dan Hj. Hamidah. Semoga Segala Amalan Beliau Diterima dan Mendapatkan Tempat yang di Ridhai serta Kasih-Sayang dari Allah SWT. Amin... Jika berkenan, marilah kita membacakan Surah Al-Fatihah untuk Beliau... Termakasih

Tayammum Bisa Dijadikan Pengganti Wudhu dan Tata Cara Pelaksanaannya.

Tayammum (bahasa Arab: تيمم) mengacu pada tindakan mensu [...]

Sekelumit Pemahaman Tentang Syafaat

Bagian Pertama: Syafaat dalam Bahasa, Al Quran, dan Sun [...]

Pria di Surga Kelak Didampingi Para Bidadari, Bagaimana Para Wanita yang Masuk Surga?

Dalam ayat Al Qur’an maupun hadits nabawi disebutkan ba [...]

Sunah-Sunah di Hari Raya Idul Fitri

1 Syawal, umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri. [...]

Tayammum Bisa Dijadikan Pengganti Wudhu dan Tata Cara Pelaksanaannya.

Tayammum (bahasa Arab: تيمم) mengacu pada tindakan mensu [...]

Kumpulan Do'a Para Nabi dan Rasul yang Termaktub dalam Al-Quran dan Hadist

Postingan kali ini adalah beberapa do'a-do' [...]

Sunah-Sunah di Hari Raya Idul Fitri

1 Syawal, umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri. [...]

Salawat Adalah Pena, dan Juga Penghapus.

Pelajaran akhlak Ayatullah Mujtaba Tehrani termasuk pel [...]

Kisah Nyata; Cobaan Seorang Wanita yang Hidup Bersama Suami Pemabuk

Di sebuah kota di Saudi, seorang wanita tinggal dan hi [...]

Kedatangannya Membacakan Satu Ayat Lalu Pamit

Sudah hampir 6 bulan kepergian Bapak saya (Almarhum H [...]

Sunah-Sunah di Hari Raya Idul Fitri

1 Syawal, umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri. [...]

Kiat Mendidik Anak di Bulan Ramadhan

Bulan ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu oleh [...]

Manfaatkan Obat Asli Indonesia

Indoneisa memiliki kekayaan alam yang tak terhingga [...]

Sekelumit Pemahaman Tentang Syafaat

Bagian Pertama: Syafaat dalam Bahasa, Al Quran, dan Sun [...]

Kumpulan Do'a Para Nabi dan Rasul yang Termaktub dalam Al-Quran dan Hadist

Postingan kali ini adalah beberapa do'a-do' [...]

Salawat Adalah Pena, dan Juga Penghapus.

Pelajaran akhlak Ayatullah Mujtaba Tehrani termasuk pel [...]

Keutamaan Shalawat Kepada Rasulullah dan Tata Cara serta Macam Macamnya

Selawat atau Shalawat (bahasa Arab: صلوات) adalah bentu [...]

Orang yang Istimewa Tak Mau Diistimewakan

Ketika itu Rasulullah Shallahu 'Alaihi Wa Sallam sedan [...]

Moslem Meditation; Kumpulan Sholawat Klasik - H. Salafuddin Benyamin

Alhamdulillah tepat ditanggal 4 juli ini, penulis situs [...]

Moslem Meditation; Al Maqoshida (Album Impianku)

Album Sholawat Impianku ini berasal dari salah satu pond [...]

Moslem Meditation; Mega Koleksi 999 MP3 Sholawat Al Banjari

Assalamu 'alaikum, foto ini adalah group sholawat di pe [...]

Moslem Meditation; Kumpulan Nasyid Perjuangan NU - PMII

Alhamdulillah pada kesempatana ini kami menampilkan kumpu [...]

Moslem Meditation; Al Mahabbatain (Album Panggilan Jiwa)

Album Sholawat ini merupakan album terbaru dari Al Muha [...]

Subscribe

Pedoman

Subscribe

Aturan

Subscribe

Nabi dan Rasul

Subscribe

Pola Hidup

Subscribe

Nabi dan Rasul

Sekelumit Pemahaman Tentang Syafaat

Bagian Pertama: Syafaat dalam Bahasa, Al Quran, dan Sun [...]

Kumpulan Do'a Para Nabi dan Rasul yang Termaktub dalam Al-Quran dan Hadist

Postingan kali ini adalah beberapa do'a-do' [...]

Salawat Adalah Pena, dan Juga Penghapus.

Pelajaran akhlak Ayatullah Mujtaba Tehrani termasuk pel [...]

Subscribe

Lagu Sholawat

Moslem Meditation; Kumpulan Sholawat Klasik - H. Salafuddin Benyamin

Alhamdulillah tepat ditanggal 4 juli ini, penulis situs [...]

Moslem Meditation; Al Maqoshida (Album Impianku)

Album Sholawat Impianku ini berasal dari salah satu pond [...]

Moslem Meditation; Mega Koleksi 999 MP3 Sholawat Al Banjari

Assalamu 'alaikum, foto ini adalah group sholawat di pe [...]


Popular Post


    August - 2025
    SMTWTFS
         12
    3456789
    10111213141516
    17181920212223
    24252627282930
    31      
    Sebagai Ummat Muslim, Marilah Kita Lebih Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT, Mematuhi Perintah-Nya dan Menjauhi Larangan-Nya. WebLog ini Kupersembahkan Kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta H. Hamma Ali Mona dan Hj. Hamidah. Semoga Segala Amalan Beliau Diterima dan Mendapatkan Tempat yang di Ridhai serta Kasih-Sayang dari Allah SWT. Amin... Jika berkenan, marilah kita membacakan Surah Al-Fatihah untuk Beliau... Termakasih

    ISTIDRAJ dan 5 TAHAP KEHIDUPAN

    Diposkan oleh Haryo Bagus Handoko
     
    "Maka tatkala mereka melupakan (mengabaikan) peringatan (agama) yang disampaikan kepada mereka, Kami (Allah) bukakan segala pintu untuk mereka, sampai mereka gembira dengan apa yang diberi itu, baru Kami melakukan siksaan kepada mereka dengan sekonyong-konyong, maka saat itu mereka berputus asa (panik)." (QS. Al-An'am VI: 44).

    Menurut Imam Ahmad (Hambali), dalam suatu hadist yang berasal dari Uqbah bin Amir, Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya:
    "Apabila engkau melihat seorang hamba diberi Allah apa yang diingininya dari dunia ini, pada saat ia selalu mendurhakaiNya, maka sesungguhnya yang demikian itu adalah istidraj."

    Kemudian Nabi Muhammad SAW membacakan ayat (Al-An'am 44) itu.
    Dalam hadist ini jelas sekali bahwa seorang hamba (manusia) yang dibukakan Allah pintu dunia padanya dalam berbagai bentuk dan keadaan, sedang dia selalu bersikap durhaka kepada Allah, berupa tidak mengindahkan syariat Allah, tidak mengerjakan perintah dan tidak menjauhi larangan, maka orang itu berada dalam istidraj dan dia akan menghadapi 5 fase dalam hidupnya menurut kandungan ayat 44 surat Al-An'am itu.
    Oleh karena dalam kehidupan modern ini banyak sekali hal itu terjadi maka baiklah kita gali dan selidiki masalah ini untuk menjadi pegangan hidup dan semoga kita terjauh dari bahayanya.

    Apakah istidraj itu?
    Perkataan istidraj itu ditemukan dalam Al-Quran yaitu tepatnya dalam surat Al-A'raf ayat 182 yang artinya:
    "Mereka yang tidak membenarkan ayat-ayat Kami, nanti Kami lakukan istidraj terhadap mereka dari pihak yang mereka tidak mengetahui." (QS. Al-A'raf VII: 182).
    Perkataan istidraj itu menjadi pembahasan mendalam oleh para ulama tauhid, tafsir, tashauf dan sebagainya sehingga menimbulkan berbagai ta'rif dan definisi.
    Istidraj itu ialah seseorang yang diperkenankan Allah keperluannya dari waktu ke waktu sampai akhir hayatnya untuk nanti digali dengan bala dan azab di dunia. Seorang yang jauh dari rahmat Allah dan dekat dengan azab secara berangsur-angsur, atau sedikit demi sedikit. Demikian yang dikemukakan Al-Jurjani dari berbagai pendapat.
    Raghib Ashfahani ahli bahasa Al-Quran dalam membahas kata dalam ayat itu mengemukakan beberapa pendapat orang pula, dalam bentuk: Kami (Allah) akan lipat mereka sebagai halnya melipat kitab. Pun Kami akan siksa mereka setingkat demi setingkat, demikian berupa merendahkan mereka dalam sesuatu sedikit demi sedikit, bagaikan tangga dalam naik dan turun.
    Ahli tafsir yang terkenal Ibnu Katsir lebih maju lagi dengan menggambarkan bentuk kehidupan orang yang istidraj itu akan berlaku padanya, yaitu Allah bukakan berbagai-bagai pintu rejeki dan berbagai sumber penghidupan (kedudukan, jabatan, kehormatan) sampai mereka terperdaya olehnya dan beranggapan bahwa diri mereka di atas segala-galanya." (Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3 hal 258).
    Sampai di sini kiranya sudah cukuplah bila dipahami bahwa seorang yang membawakan hidupnya dalam kedurhakaan, terjauh dari taufik dan hidayah Allah, bergelimang dengan maksiat dan munkarat, berani membangkang terhadap syariat Allah, baik dengan ilmu dan sikap hidupnya mentorpedir peraturan-peraturan Allah, maka orang itu berada istidraj.
    Allah membiarkan saja dahulu dan membukakan pintu rejeki, kesenangan, kedudukan, kemewahan, dan keangkuhan, lalu mengira bahwa dunia ini berada di tangannya, dapat ia berbuat sesuka hatinya. Ketentuan azab datang dari Allah pada saat mereka sampai taraf gembira ria. Alangkah banyaknya sebagian dari kita yang telah bercermin dan melihat kehidupan insani dalam dunia modern ini yang dihinggapi istidraj, lalu mereka terperdaya benar-benar olehnya. Sungguh mengerikan sekali, kita melihat kejatuhan mereka dari puncak kemegahan, kesenangan dan keangkuhan, dan jatuh dari sesuatu yang menyenangkan lebih pahit dari penderitaan biasa. Namun demikian, masih banyak manusia yang tidak sadar dan insaf, betapa ilustrasi hidup ini sudah demikian jelasnya. Yang menyedihkan pula ialah kalau dari pihak orang yang beriman yang taat ikut terpukau oleh kilauan gemerlap dunia yang dimiliki oleh orang yang terkena istidraj, karena tidak pandai melihat soal dengan bashirah yang tajam.

    Lima Fase.
    Dalam surat Al-An'am ayat 44 di atas yang disebutkan Rasulullah, jelas ada 5 fase yang akan dihadapi orang yang tidak mengindahkan agama Islam ini sebagai janji Allah yang selalu akan berlaku dan tidak akan berubah-ubah sepanjang zaman.
    1. Falamma nasuu, tatkala mereka melupakan peringatan-peringatan agama. Dalam membahas kata nasuu, Raghib Asfahani memperingatkan bahwa melupakan itu timbul ada kalanya disebabkan oleh hati yang lemah, kelalaian dan disengaja (kesengajaan). Dengan ini maka melupakan itu bukan artinya tidak ingat atau tidak sadar, tetapi juga dalam bentuk kesengajaan, mungkin oleh karena dianggap ajaran Islam itu tidak modern, tidak akan membawa kemajuan, dan sebagainya. Dianggapnya memberatkan saja dan mempersempit, seperti berat mengeluarkan zakat, berpuasa, larangan terhadap judi, khamer (minuman keras), zalim, pergaulan bebas muda-mudi, dan sebagainya, dalam bentuk: tidak mengindahkan Islam.
    2. Fatahna alaihim abwaba kulli syai', Kami bukakan kepada mereka pintu segala sesuatu, entah pintu curang, khianat, zalim, sombong, ataukah pintu mabuk kemegahan, kecantikan, kekuasaan, dan sebagainya. Allah membukakan, malah membiarkan saja apa yang diperbuat oleh hambanya itu tanpa ada sesuatu teguran ghaib atau sejenisnya. Maka terperdayalah mereka dengan uluran waktu yang demikian dan mengira dunia ini berada di tangan mereka. Kalau sudah demikian, mata dan hati akan tertutup dari melihat Nur Ilahi, cahaya yang hak dan malah akan membencinya dengan sepenuh daya dan kemampuan. Kalau sudah demikian, apa lagi?
    3. Hatta idza farihuu bima utuu, sampai mereka gembira mendapatkan apa yang sesuai dengan nafsu dan keinginannya. Apa maunya mereka itu maka Allah akan mengulurkan segala sesuatunya sehingga mereka tambah terperdaya dan hanyut ke hilir, mendekati titik kehancuran dan keruntuhannya. Kegembiraan yang luar biasa itu adalah puncak yang telah dicapainya, tetapi dia merupakan pula pemberitahuan Ilahi akan adanya bahaya yang akan terjadi. Tidaklah gembira sekedar gembira, tetapi gembira yang sangat berbahaya sekali, bahaya yang akan merenggut segala sesuatunya. Apa yang akan terjadi sesudah itu?
    4. Akhadznahum baghtatan, Kami akan bertindak (memberi azab) dengan sekonyong-konyong, bukan di akhirat yang masih jauh, tetapi di dunia ini di tengah-tengah mata orang banyak, di atas hamparan kesenangan yang sekian lama memperdayakannya. Baghtatan, datangnya siksaan atau tindakan Allah itu sekonyong-konyong tanpa dapat diduga lebih dahulu. Dan memang orang yang telah mabuk dalam sesuatu tentu tidak akan mengkhayalkan di ruangan matanya akan ada akibat buruk, bencana besar dan bahaya yang dahsyat. Akhirnya, bagaimana?
    5. Fa idza hum mublisun, akhirnya mereka dengan direnggutkan dari segala yang ada itu menjadi mublisun, prihatin yang sangat, panik berantakan, melihat gelap masa depannya, putus asa, dan mungkin juga ada sedikit penyesalan. Tetapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur, palu godam Ilahi sudah berlaku. Tinggallah mereka menjalani akhir proses istidraj yang licin jalannya itu.
    Bukan saja sakit dan perihnya akibat yang ditimpakan Allah, tetapi juga cemooh, sinis, dan ejekan orang banyak, karena dia jatuh di tengah manusia ramai dan disoroti oleh tatapan mata orang banyak. Melihat kepada orang banyak, hanay akan terlihat mereka memalingkan muka. Menengadahkan muka ke langit (pada Allah) dia baru menerima kutukan dan laknat, dengan suara halus, "RASAKAN!"

    Kisah masa lalu.
    Seorang petani desa jaman dahulu ingin memiliki emas dengan melanggar prinsip syariat Islam, yaitu menjual susu sapi yang dicampur air. Usahanya itu berhasil tanpa mendapat teguran Ilahi sampai ia mengira bahwa kerjanya itu berjalan lancar dan menggembirakan. Maka dengan emas yang didapatnya itu dia menjadi gembira luar biasa, ia sudah sampai pada tahap: farihu bima utu. Dengan emas yang menjadi kegembiraannya itu maka ia pergi berlayar untuk keperluan pribadinya, menumpang kapal yang diatasnya itu banyak penumpang lainnya. Ia menumpang di atas dek kapal sedang didepannya itu ada seekor monyet yang diikat dengan rantai. Kalau orang lagi bangun maka si petani ini pura-pura tidur dan bila orang tidur, ia bangun dengan melihat emas yang didapatnya dari hasil menipu itu. Hal ini selalu diperhatikan monyet itu sehingga pada satu kali si monyet itu tanpa diduga-duga, leapas dari ikatannya dan segera mengambil emas orang itu selagi ia tidur. waktu monyet mengambil emas itu, maka si petani terbangun lalu mengejar si monyet, tetapi monyet itu mempermainkannya, apalagi dia pandai memanjat dan melompat. Orang itu bagaikan gila dibuatnya. Tak lama kemudian monyet itu melemparkan emas itu ke dalam laut, hingga petani itu bagaikan disambar petir, karena emas kesayangannya lenyap. Itulah saat berlaku akhaznahum baghtatan, Allah bertindak lagi, dengan terlepasnya monyet itu tanpa diduga-duga dan petani menjadi mublisun, panik berantakan. Demikianlah kisah ini diceritakan oleh ulama besar Ibnu Qayim.

    Kalau sudah demikian adanya maka bagi kita yang telah membiasakan hidup dalam ketaatan akan selalu berpegang teguh pada aturan Allah (dengan penuh tawakal), sesuai dengan janji Allah:
    "Dan bahwa jikalau mereka tetap istiqamah dalam hidupnya, niscaya Kami akan menuangi mereka air yang manis (rejeki yang lumayan). (QS. Jin LXXII: 16).
    Semoga kita dan keturunan kita dijauhkan Allah dari bahaya istidraj yang kelihatan manis dan menggiurkan pada mulanya, namun pahit pada akhirnya. Apalagi bagi pejuang yang hak, jangan silau mata oleh kemegahan orang lain yang sedang dipermainkan gelombang badai istidraj tersebut.


    sumber 


    No comments :

    Leave a Reply