Latest News

Sebagai Ummat Muslim, Marilah Kita Lebih Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT, Mematuhi Perintah-Nya dan Menjauhi Larangan-Nya. WebLog ini Kupersembahkan Kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta H. Hamma Ali Mona dan Hj. Hamidah. Semoga Segala Amalan Beliau Diterima dan Mendapatkan Tempat yang di Ridhai serta Kasih-Sayang dari Allah SWT. Amin... Jika berkenan, marilah kita membacakan Surah Al-Fatihah untuk Beliau... Termakasih
Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe

Subscribe


Popular Post


    Sebagai Ummat Muslim, Marilah Kita Lebih Meningkatkan Ibadah Kepada Allah SWT, Mematuhi Perintah-Nya dan Menjauhi Larangan-Nya. WebLog ini Kupersembahkan Kepada Ayahanda dan Ibunda Tercinta H. Hamma Ali Mona dan Hj. Hamidah. Semoga Segala Amalan Beliau Diterima dan Mendapatkan Tempat yang di Ridhai serta Kasih-Sayang dari Allah SWT. Amin... Jika berkenan, marilah kita membacakan Surah Al-Fatihah untuk Beliau... Termakasih

    Cantik, Kaya, Tapi Bunuh Diri

    Aisyah, anakku yang berusia 7 tahun mengalihkan pandangannya
    pada jadwal pertandingan sepakbola di sebuah Koran. Tapi
    tiba-tiba saja ia bertanya,
    "Bu, siapa sih Marlyn Monroe itu?"
    "Oooh... itu bintang film Amerika yang terkenal," jawabku
    sekenanya.

    Aku mengira jawaban itu sudah cukup untuk pertanyaan Aisyah.
    Tapi ternyata tidak. Ia melanjutkan jawabanku itu dengan
    pertanyaan lain yang membuatku cukup repot menjawabnya.
    "Kalau bom seks itu maksudnya apa?" begitu tanya Aisyah.
    Terus terang aku terkejut dengan pertanyaan itu. Aku diam
    sejenak, lalu mengatakan,
    "Itu wanita yang memamerkan kecantikannya. Mereka mengira
    dengan begitu akan bisa terkenal, disanjung, dan mendapatkan
    uang dengan cepat," kataku hati-hati.
    "Wahh... pasti para ratu kecantikan itu cantik sekali
    wajahnya ya Bu" katanya polos.
    "Ya... katanya sih memang begitu," kataku apa
    adanya.Lagi-lagi kukira dialog kami akan selesai di sini,
    tapi ternyata tidak. Aisyah, putriku yang baru duduk di kelas
    2 SD itu memang kritis. Ia pun melontarkan pertanyaan lagi
    yang menjadikanku lebih serius menanggapi pertanyaannya.
    "Kok ibu bilangnya pakai "katanya', memangnya Marilyn Monroe
    sekarang sudah tua atau sudah tidak cantik lagi?"
    "Bukan begitu, dia sekarang sudah meninggal... bunuh diri..."
    begitu jawabku. Kupikir aku memang harus bisa menjelaskan
    masalah ini dengan baik kepada putriku.

    Setelah perkataanku itu, Aisyah meletakkan koran yang ada di
    tangannya dan mendekatiku sambil mengatakan, "Kenapa bu? Kan
    tadi ibu bilang ia orangnya cantik, kaya, terkenal. Kenapa
    dia bunuh diri?"
    Aku mencoba menenangkan diri dan menjawab pertanyaannya
    perlahan. "Yah, ia memang cantik, terkenal dan kaya. Tapi itu
    semua sekali tidak membuatnya bahagia," kataku sambil
    menarik nafas. Kali ini aku sudah menduga kalau jawabanku itu
    akan memancing pertanyaannya lagi. Justru sekarang aku yang
    ingin agar dia kritis terhadap jawabanku tadi. Aku pun
    bersiap mendengarkan pertanyaan berikutnya.
    "Bagaimana mungkin bu, orang cantik, terkenal, kaya, tapi
    tidak bahagia?" katanya. Pertanyaan itu yang memang kutunggu.
    Aku menjawab, "Ya, karena hatinya kelaparan dan Ruhaninya
    kering."
    "Apa bu, hatinya kelaparan? Maksudnya bagaimana sih?"
    tanyanya makin penasaran.

    Aku terdiam sejenak, berfikir untuk bisa menjelaskan masalah
    ini dengan tepat.
    "Puteriku, manusia itu seperti yang diajarkan oleh agama kita
    terdiri dari tubuh, pikiran dan hati. Agar seseorang bisa
    hidup seimbang, bahagia, dan sehat, maka semuanya itu harus
    diberi makanan. Makanan tubuh kita itu adalah nasi, buah atau
    minuman. Pikiran kita makanannya adalah ilmu pengetahuan
    seperti yang engkau pelajari di sekolah dan apa yang kau baca diberbagai media, Sedangkan hati,makanannya adalah melaksanakan aturan Agama dengan penuh  keyakinan seperti Iman akan adanya Allah, iman dengan takdir-Nya, kasih sayang-Nya, kekuasaan-Nya, iman kepada hari akhirat dan ain-lain. Sepanjang apapun seseorang hidup, pasti akhirnya akan kembali kepada Allah SWT. Kita akan berhadapan dengan Allah dan mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita di hadapan Allah... Saat itu, balasan yang kita terima hanya satu dari dua, surga atau neraka. Dan Allah tak mungkin tidak adil terhadap hamba-Nya
    "

    Anakku tampak serius sekali memperhatikan uraian tadi. Ia pun
    terdiam, sepertinya berpikir. "Apakah Marilyn Monroe tidak
    mengetahui hal itu sehingga ia bunuh diri?" katanya.
    "Bisa jadi ia tahu tapi mungkin belum yakin. Tapi umumnya orang yang bunuh diri itu
    adalah karena putus asa dan kekecewaan yang sangat berat.
    Putus asa seperti itu tidak dialami oleh seorang yang
    beriman. Dalam surat Yusuf Allah swt berfirman, "Tidaklah
    orang yang putus asa kepada rahmat Allah itu kecuali
    orang-orang yang kafir..." Meskipun ia mengalami kesulitan,
    penderitaan dan berbagai kesusahan, tapi orang beriman tetap
    percaya pada kasih sayang Allah SWT. Ia bisa melakukan
    sholat, berdo'a, berdzikir, membaca al-Qur`an yang menjadikan
    hatinya terang dan jiwanya segar kembali. Karena itulah
    orang-orang beriman saja yang bisa hidup bahagia ...."

    Sahabat, sering kita mendengar kata IMAN, bahkan membacanya sendiri teori Iman diberbagai kitab, tapi mengapa Nikmat dan Indahnya Iman itu kadang masih belum terasa? Karena kita kadang tidak berani minta bukti atau mencari bukti terhadap apa yang kita imani ( yakini ). Mengapa kita harus minta bukti atau mencari bukti ? agar Iman kita ini tidak setengah-setengah tapi totalitas karena dengan melihat langsung atau merasakan langsung akan menumbuhkan keimanan yang kokoh tak tergoyahkan.

    Seorang Ibrahim, manusia pilihan setelah beliau mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan yang menciptakan Bintang, Bulan dan Matahari, kemudian beliau minta bukti ingin melihat bagaimana Allah menghidupkan seekor burung yang telah dicincang menjadi empat bagian, dan Allahpun memperlihatkan kekuasaannya itu kepada Nabi Ibrahim.

    Seorang Musa, manusia pilihan setelah beliau mampu berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, masih minta agar beliau bisa meihat secara langsung Dzat Allah SWT, dan Allahpun lagi2 memperlihatkan Dzatnya itu kepada Musa namun Musa tidak mampu melihatnya karena Gunung yang kokoh didepan matanya saja hancur lebur setelah melihat Dzat Allah SWT.

    Kalau Nabi-Nabi pilihan saja minta bukti, mengapa kita yang manusia biasa tidak berani minta bukti ? Bagaimana caranya ? buatlah sebuah Proyek lalu munajatkan kepada Allah yang Maha Mendengar pinta kita.. Mulai dari Proyek kecil-kecilan sampai Mega Proyek silahkan minta bukti gak usah takut, Bagaimana merasakan pertolonganNYA, Kasih SayangNYA, PemaafNYA dan segalanya

    Contoh : Proyek Cari Jodoh, pertama yakinkan diri kita siap menikah, telah mempersiapkan segala sesuatu tentang pernikahan sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, telah mempelajari dengan baik hal-hal dan aturan2 pernikahan, setelah itu mintalah bukti akan kekuasaan Allah SWT mendatangkan Jodoh yang telah ada di TangnNYA.

     ” Ya Allah, Engkau yang Maha Mendengar dan Maha Kuasa, Engkau Maha Tahu betapa nafsuku telah menguasai sendi-sendi tulangku dan aliran darahku, betapa mataku tak mampu lagi menundukkan pandangan terhadapan kecantikan dan ketampanan makhluk ciptaanMU, betapa hatiku telah iri melihat kemesraan yang telah dipertontonkan disetiap perjalannku. Ya Allah karena jodohku ada dalam genggaman TanganMU, lepaskanlah genggamanMU dan berikanlah padaku ”, Insya Allah tak lama berbagai jalan mudah akan kita temui dan jika ini terjadi, maka itulah IMAN akan tertanam. IMAN BUKAN DIUCAPKAN TAPI DIBUKTIKAN & DIRASAKAN .


    No comments :

    Leave a Reply